Kamis, 07 September 2017

Kisah Syeichona Bangkalan

*Syaichona Cholil Bangkalan dan Si Penanya.*
.
Pernah ada orang yang datang dan menanyakan bagaimana hukum makan dengan menggunakan sendok kepada Syaichona Cholil Bangkalan.
.
Ketika itu Syaichona Cholil Bangkalan menjawab seraya mengutip nazam _Alfiah_ yang artinya sebagai berikut:
_"Dalam suatu ungkapan yang masih bisa menggunakan dhamir muttasil (kata ganti yang sambung), tidak diperbolehkan menggunakan dhamir munfasil (kata ganti yang terpisah)."_
.
Dengan mengutip nazam _Alfiah_ tersebut, secara tidak langsung Syaichona Cholil Bangkalan memberikan jawaban kepada si penanya bahwa makan dengan menggunakan tangan lebih baik daripada makan dengan sendok. Selagi masih memungkinkan makan dengan menggunakan tangan yang dapat secara langsung menyentuh makanan yang akan dimakan - mengapa harus menggunakan sendok?

*Syaichona Cholil Bangkalan dan Orang yang Menyendiri. #2*
.
Ketika hendak pulang, mereka sama-sama bersalaman seraya menyelipkan lembaran uang untuk diberikan kepada Syaichona Cholil Bangkalan, kecuali satu orang yang terlihat Menyendiri dari rombongan dengan rona muka yang agak malu-malu. Rupanya orang tersebut tidak punya uang. Mengetahui hal itu, Syaichona Cholil Bangkalan mengutip nazam _Alfiah_ yang artinya:
_"Bila kabar itu berupa isim mufrad jamid, maka tidak boleh mengandung dhamir. Dan bila kabar itu berupa isim mufrad musytaq, maka harus mengandung dhamir yang tersimpan."_
.
Melalui nazam _Alfiah_ tersebut, Syaichona Cholil Bangkalan ingin menyampaikan bahwa sekiranya orang itu memliki uang, tentunya dia akan _nyungkem_ (bersalaman seraya menyelipkan uang) kepadanya. Namun karena tak memiliki uang, maka dia terlihat Menyendiri dari rombongan dengan rona muka yang malu-malu.

Syair Arab mengatakan yang artinya:
_"Orang-orang yang berilmu akan tetap hidup selamanya meski telah meninggal dan tulang belulangnya telah lebur dan hancur."_
.
Menurut Al-Imanurrohmatullah Syahriyat, sesungguhnya seorang kekasih Allah itu tidak wafat, melainkan hanya _sare rogo_ (tidur di liang lahatnya) dan masih mendapat kenikmatan-kenikmatan di sisi Allah SWT. Hal ini ditegaskan dalam Al-Qur'an surah Al-Baqarah [2] ayat 154 yang artinya,

_"Dan janganlah kamu *mengatakan* terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu) mati; bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya."_

0 komentar:

Posting Komentar

About Me

maqolun náhihuin
Lihat profil lengkapku